KENDALA IKLIM, TANAH DAN AIR DALAM PERTANIAN DAN UPAYA UNTUK
MENGATASINYA
Setiap jenis tananam memerlukan iklim
tertentu sebagai syarat tumbuhnya dengan baik. Apabila dalam mengusahakan
tanaman tidak sesuai dengan syarat iklimnya, maka tanaman tersebut walaupun
dapat hidup tetapi tidak akan tumbuh dengan subur. Ada kalanya dalam
mengusahakan tanaman yan dijadikan pertimbangan adalah bukan factor iklim
misalnya factor lokasi pasar yang strategis dan sewa lahan yang murah. Dalam
hal ini factor iklim akan menjadi kendala. Untuk mengatasi kendala tersebut,
tidak dapat dilakukan dengan mengbah iklim daerah tersebut. Cara yang paling
cocok agar tanaman yang diusahakan itu sesuai dengan kondisi syarat tumbuhnya
adalah dengan mendirikan greenhouse, antara
lain : (1) Kebutuhan unsur-unsur iklim seperti udaha, CO2, temperature,
intensitas matahari, dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman. (2) saat
panas dapat diatur di luar musimnya sehingga permintaan konsumen dapat dipenui
secara kontinye. (3) Produksi tanaman lebih banyak dibandingkan dengan yang
ditanam di luar greenhouse.
Pembuatan greenhouse
di Indonesia belum lasim dikalangan petani kebanyakan. Disamping karena factor
keterbatasan pengetahuan, juga karena cara ini memerlukan biaya yang relatif
besar. Umunya pembuatan greenhouse
lebih banyakuntuk kepentingan penelitian. Namun demikian beberapa greenhose telah digunakan untuk tujuan
komersial terutama untuk tanaman hias (bunga potong), sayur-sayuran dan
buah-buahan. Tujuan utamanya agar produksi tanaman ini dapat disediakan setiap
saat (tidak tergantung music). Pembuatan greenhouse
umumnya lebih banyak ditujukan untuk melindungi tanaman dari hujan, angin dan
intensitas matahari, seperti greenhouse
tanaman melon yang diperlukan untuk melindungi melong yang tidak tahan terhadap
hujan.
Kendala Faktor Tanah dan Upaya Untuk Mengatasinya
Faktor tanah akan menjadi kendalam dalam
pertanian apabila sifat-sifat fisik, kimia, dan biologinya tidak mendukung
pertumbuhan tanaman. Tanah-tanah yang demikian umumnya kesuburannya rendah.
Kesuburan tanah adalah kapasitas kemampuan tanah dalam menghasilkan produksi
tanaman tertentu pada lingkungan tertentu. Disamping dipengaruhi oleh
sifat-sifat fisik, kimia, biologi dan morfologi (solum) tanah, kesuburan tanah
juga dipengaruhi oleh factor di luar tanah antara lain factor iklim dan factor
genetic (turunan) tanaman.
Kendala factor tanah dalam pertanian dapat diatasi
denan cara pengolahan tanah, penyesuaian PH tanah dan pemupukan.
1. Pengolahan Tanah
Tanah yang terlalu memadat dapat diperbaiki
dengan melakukan pengolahan secara tepat. Pengolahan tanah pada tanah-tanah yang
demikian dapat memperbaiki tekstur, struktur, dan konsistensi tanah, sehingga
akan menjadi tempat tumbuh yang baik bagi tanaman. Dengan pengolahan secara
tepat dan hati-hati, akan dapat menggemburkan tanah menjadi butiran-butiran
kecil, lepas-lepas dan mencampurkan bahan organic secara merata.
Pengolahan tanah dapat memberikan dampak
kurang menguntungkan jika dilakukan dalam frekuensi yang tinggi, apalagi bila
menggunakan peralatan berat seperti traktor. Cara yang demikian justru akan
lebih memadatkan tanah. Pengolahan tanah sebaiknya juga tidak dilakukan dalam
keadaan tanah terlalu basah atau terlalu kering. Pengolahan yang dilakukan
dalam keadaan terlalu basah akan dapat memecah agregasi tanah dan menghasilkan
stuktur yang tidak menguntunkan. Jika pengeolahan dilakukan dalam keadaan tanah
terlalu kering akan menghasilkan bongkah-bongkah yang besar. Pada saat
pengolahan tanah sebaiknya dibarengi dengan penambahan behan organic atau
menanam tanaman penutup.
2. Penyesuaian PH Tanah
PH tanah dilakukan jika PH tanah terlalu
rendah (bersifat asam) atau terlalu tinggi (bersifat basa). PH tanah yan
terlalu rendah dapat diatur dengan pengapuran. Bahan kapur yang dipakai dapat
berupa batu kapur talk-Ca (H CO3)2 dan batu kapur dolomite – Ca Mg (CO3)2 dan
batu kapur kalsit – Ca Co3. Dari ketiga jenis batu kapur tersebut, yang paling
banyak dipakai adalah dolomite dan kalsit. Keduanya sering disebut kapur
pertanian.
Keuntungan menggunakan dolonit adalah selain
mengandung kapur, juga mengandung magnesium dan kadang-kadang besi, mangan, dan
silica yang berfungsi sebagai pupuk. Kelemahannya adalah harganya lebih mahal
dibandngkan jenis kapur lain. Oleh karena itu, pengguaannya sebaiknya ditujukan
bagi lahan yang telah ditanami tetapi mengalami penurunan PH tanah, dan bukan pada
pebukaan lahan. Besarnya kebutuhan dolomite pada tanah tergantung kepada
besarnya PH tanah seperti ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 04. Hubungan Antaran Kebutuhan Dolomit dengan
PH Tanah
PH Tanah
|
Kebutuhan Dolonit (Ton/ha)
|
4,0
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
4,8
4,9
5,0
5,5
6,0
|
10,24
9,76
9,28
8,82
8,34
7,87
7,39
6,91
6,45
5,98
5,49
3,12
0,75
|
Sumber : Trubus (1992)
Penggunaan dolomite maupun kalsit dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu : (a) Dicampur merata pada seluruh permukaan
tanah, (b) dicampur pada lubang tanam saja dan (c) gabungan antara kedua cara
tersebut. Diantara ketiga cara tersebut, cara gabungan termasuk cara yang
terbaik sebab tingkat keasaman di setiap tempat pada suatu lahan akan merata
baik secara horizontal (permukaan tanah) maupun secara vertical (kedalaman
tanah. Disamping cara pengapuran, waktu pengapuran penting diperhatikan sebab
air hujan akan menambah keasaman tanah. Oleh karena itu, waktu yang baik untuk
pengapuran adalah pada saat kemarau. Perlu juga diperhatikan bahwa tanah yang
baru saja mengalami pengapuran tidak boleh langsung ditanami, tetapi perlu
dibiarkan dahulu sekitar 2-3 minggu agar kapur benar-benar meresap dan tanaman
tidak keracunan.
3. Pemupukan
Pemupukan adalah
tanda untuk memberikan berbagai jenis pupuk ke dalam tanah dengan tujuan untuk
meningkatkan atau mengatasi kekurangan unsure hara pada tanah. Pupuk adalah
semua bahan yang mengandung unsure hara tertentu yang dapat diberikan pada
tanah. Kandungan unsure hara utama dalam pupuk adalah nitrogen (N). posphor
(P), dan kalium (K), dan N,P,K disebut unsure pertumbuhan.
a. Pembagian Pupuk
Berdasarkan bentuk dan
komposisinya senyawanya, pupuk dibedakan menjadi dua. Satu pupuk buatan (pupuk
anorganik, pupuk perdagangan) dan pupuk alam (pupuk organic).
Pupuk Buatan
Berdasarkan jenis dan
kandungan unsure hara dikenal adanya pupuk tunggal, mengandung satu jenis
unsure hara, misalnya N saja, P saja atau K saja dan pupuk majemuk yaitu pupuk
yan mengandung dua atau lebih unsure hara, misalnya NP, NK, NPK, dll.
Tabel 05. Beberapa Contoh Pupuk Tunggal dan Pupuk
Majemuk
Pupuk Tunggal
|
Kandungan Unsur Hara Utama (%)
|
Pupuk Majemuk
|
Kandungan (%)
|
||
N
|
P
|
K
|
|||
Urea
Zwavelzure
ammoniak (Za)
Triple
Superfosfat (TSP)
Double Superfosfat
(DS)
Zwavelzure Kali
(ZK)
Kalium Chlorida
(KCL)
|
N = 45,5
N = 20,5
P = 48-54
P = 36-40
K = 40-53
K = 49-53
|
Amafos (NP)
Sendawa chili
(NK)
Metafosfat (PK)
Diamofas (NP)
Amosfoka I (MPK)
Dekaform (NPK)
Nitrofoska I NPK)
|
16
13
-
20
12
20
18
|
20
-
60
50
24
10
13
|
-
44
40
-
12
5
22
|
Sumber : Sri
Hastuti S. (1998)) dengan modifikasi
Pupuk buatan memiliki perbedaan yang khas
dengan pupuk alam. Disamping itu, pupuk buatan dan juga pupuk alam memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Tabel 06. Perbedaan Pupuk
Buatan dengan Pupuk Alam
PUPUK ALAM
|
PUPUK BUATAN
|
1.
Selain menambah unsure
hara juga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia,
biologi tanah.
2.
Kandungan unsure hara
lebih kecil.
3.
Menambah bahan organic
atau humus
4.
Mendorong kehidupan
organism(jasad renik).
5.
Lebih lambat bereaksi.
|
1.
Hanya menambah unsure
hara, tidak dapat memperbaiki sifat-sifat tanah.
2.
Kandungan unsure hara
lebih besar.
3.
Tidak menambah bahan
organic atau humus
4.
Tidak mendorong kehidupan
organism.
5.
Lebih cepat bereaksi.
|
Tabel 07. Kebaikan dan
Kelemahan Pupuk Buatan
KEBAIKAN
|
KELEMAHAN
|
1.
Lebih mudah menentukan
jumlah pupuk yang di perlukan tanaman.
2.
Unsure hara yang
diberikan dalam bentuk cepat tersedia.
3.
Dapat diberikan pada saat
yang lebih tepat.
4.
Pemakaian dan pengangkutannya
lebih murah, karena kangdung unsure haranya tinggi.
|
1.
Bila tidak tepat (salah)
perhitungan dan cara pemakaiannya dapat merusak ligkungan.
2.
Umumnya tidak (sedikit
sekali) mengandung unsure hara mikro. Hanya mengandung unsure hara tertentu
saja dalam konsistensi yang tinggi.
|
Catatan: untuk pupuk alam adalah kebalikannya
Pupuk alam
Pupuk alam adalah pupuk yang dihasilkan dari
sisa-sisa tanaman dan hewan. Ada 3 jenis pupuk alam, yaitu:
·
Pupuk kandang, adalah
campuran antara kotoran padat dan cair dari hewan ternak dan sisa-sisa makanan
ataupun alas kandang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar