Kamis, 26 Juli 2012

materi kuliah geo pertanian


   KENDALA IKLIM, TANAH DAN AIR DALAM PERTANIAN DAN UPAYA UNTUK MENGATASINYA
Setiap jenis tananam memerlukan iklim tertentu sebagai syarat tumbuhnya dengan baik. Apabila dalam mengusahakan tanaman tidak sesuai dengan syarat iklimnya, maka tanaman tersebut walaupun dapat hidup tetapi tidak akan tumbuh dengan subur. Ada kalanya dalam mengusahakan tanaman yan dijadikan pertimbangan adalah bukan factor iklim misalnya factor lokasi pasar yang strategis dan sewa lahan yang murah. Dalam hal ini factor iklim akan menjadi kendala. Untuk mengatasi kendala tersebut, tidak dapat dilakukan dengan mengbah iklim daerah tersebut. Cara yang paling cocok agar tanaman yang diusahakan itu sesuai dengan kondisi syarat tumbuhnya adalah dengan mendirikan greenhouse, antara lain : (1) Kebutuhan unsur-unsur iklim seperti udaha, CO2, temperature, intensitas matahari, dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman. (2) saat panas dapat diatur di luar musimnya sehingga permintaan konsumen dapat dipenui secara kontinye. (3) Produksi tanaman lebih banyak dibandingkan dengan yang ditanam di luar greenhouse.
Pembuatan greenhouse di Indonesia belum lasim dikalangan petani kebanyakan. Disamping karena factor keterbatasan pengetahuan, juga karena cara ini memerlukan biaya yang relatif besar. Umunya pembuatan greenhouse lebih banyakuntuk kepentingan penelitian. Namun demikian beberapa greenhose telah digunakan untuk tujuan komersial terutama untuk tanaman hias (bunga potong), sayur-sayuran dan buah-buahan. Tujuan utamanya agar produksi tanaman ini dapat disediakan setiap saat (tidak tergantung music). Pembuatan greenhouse umumnya lebih banyak ditujukan untuk melindungi tanaman dari hujan, angin dan intensitas matahari, seperti greenhouse tanaman melon yang diperlukan untuk melindungi melong yang tidak tahan terhadap hujan.
Kendala Faktor Tanah dan Upaya Untuk Mengatasinya
Faktor tanah akan menjadi kendalam dalam pertanian apabila sifat-sifat fisik, kimia, dan biologinya tidak mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah-tanah yang demikian umumnya kesuburannya rendah. Kesuburan tanah adalah kapasitas kemampuan tanah dalam menghasilkan produksi tanaman tertentu pada lingkungan tertentu. Disamping dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik, kimia, biologi dan morfologi (solum) tanah, kesuburan tanah juga dipengaruhi oleh factor di luar tanah antara lain factor iklim dan factor genetic (turunan) tanaman.
Kendala factor tanah dalam pertanian dapat diatasi denan cara pengolahan tanah, penyesuaian PH tanah dan pemupukan.

1.    Pengolahan Tanah
Tanah yang terlalu memadat dapat diperbaiki dengan melakukan pengolahan secara tepat. Pengolahan tanah pada tanah-tanah yang demikian dapat memperbaiki tekstur, struktur, dan konsistensi tanah, sehingga akan menjadi tempat tumbuh yang baik bagi tanaman. Dengan pengolahan secara tepat dan hati-hati, akan dapat menggemburkan tanah menjadi butiran-butiran kecil, lepas-lepas dan mencampurkan bahan organic secara merata.
Pengolahan tanah dapat memberikan dampak kurang menguntungkan jika dilakukan dalam frekuensi yang tinggi, apalagi bila menggunakan peralatan berat seperti traktor. Cara yang demikian justru akan lebih memadatkan tanah. Pengolahan tanah sebaiknya juga tidak dilakukan dalam keadaan tanah terlalu basah atau terlalu kering. Pengolahan yang dilakukan dalam keadaan terlalu basah akan dapat memecah agregasi tanah dan menghasilkan stuktur yang tidak menguntunkan. Jika pengeolahan dilakukan dalam keadaan tanah terlalu kering akan menghasilkan bongkah-bongkah yang besar. Pada saat pengolahan tanah sebaiknya dibarengi dengan penambahan behan organic atau menanam tanaman penutup.

2.    Penyesuaian PH Tanah
PH tanah dilakukan jika PH tanah terlalu rendah (bersifat asam) atau terlalu tinggi (bersifat basa). PH tanah yan terlalu rendah dapat diatur dengan pengapuran. Bahan kapur yang dipakai dapat berupa batu kapur talk-Ca (H CO3)2 dan batu kapur dolomite – Ca Mg (CO3)2 dan batu kapur kalsit – Ca Co3. Dari ketiga jenis batu kapur tersebut, yang paling banyak dipakai adalah dolomite dan kalsit. Keduanya sering disebut kapur pertanian.
Keuntungan menggunakan dolonit adalah selain mengandung kapur, juga mengandung magnesium dan kadang-kadang besi, mangan, dan silica yang berfungsi sebagai pupuk. Kelemahannya adalah harganya lebih mahal dibandngkan jenis kapur lain. Oleh karena itu, pengguaannya sebaiknya ditujukan bagi lahan yang telah ditanami tetapi mengalami penurunan PH tanah, dan bukan pada pebukaan lahan. Besarnya kebutuhan dolomite pada tanah tergantung kepada besarnya PH tanah seperti ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 04. Hubungan Antaran Kebutuhan Dolomit dengan PH Tanah
PH Tanah
Kebutuhan Dolonit (Ton/ha)
4,0
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
4,8
4,9
5,0
5,5
6,0

10,24
9,76
9,28
8,82
8,34
7,87
7,39
6,91
6,45
5,98
5,49
3,12
0,75

Sumber : Trubus (1992)
Penggunaan dolomite maupun kalsit dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : (a) Dicampur merata pada seluruh permukaan tanah, (b) dicampur pada lubang tanam saja dan (c) gabungan antara kedua cara tersebut. Diantara ketiga cara tersebut, cara gabungan termasuk cara yang terbaik sebab tingkat keasaman di setiap tempat pada suatu lahan akan merata baik secara horizontal (permukaan tanah) maupun secara vertical (kedalaman tanah. Disamping cara pengapuran, waktu pengapuran penting diperhatikan sebab air hujan akan menambah keasaman tanah. Oleh karena itu, waktu yang baik untuk pengapuran adalah pada saat kemarau. Perlu juga diperhatikan bahwa tanah yang baru saja mengalami pengapuran tidak boleh langsung ditanami, tetapi perlu dibiarkan dahulu sekitar 2-3 minggu agar kapur benar-benar meresap dan tanaman tidak keracunan.
3.    Pemupukan
Pemupukan adalah tanda untuk memberikan berbagai jenis pupuk ke dalam tanah dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengatasi kekurangan unsure hara pada tanah. Pupuk adalah semua bahan yang mengandung unsure hara tertentu yang dapat diberikan pada tanah. Kandungan unsure hara utama dalam pupuk adalah nitrogen (N). posphor (P), dan kalium (K), dan N,P,K disebut unsure pertumbuhan.
a.  Pembagian Pupuk
Berdasarkan bentuk dan komposisinya senyawanya, pupuk dibedakan menjadi dua. Satu pupuk buatan (pupuk anorganik, pupuk perdagangan) dan pupuk alam (pupuk organic).
Pupuk Buatan
Berdasarkan jenis dan kandungan unsure hara dikenal adanya pupuk tunggal, mengandung satu jenis unsure hara, misalnya N saja, P saja atau K saja dan pupuk majemuk yaitu pupuk yan mengandung dua atau lebih unsure hara, misalnya NP, NK, NPK, dll.
Tabel 05. Beberapa Contoh Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk
Pupuk Tunggal
Kandungan Unsur Hara Utama (%)
Pupuk Majemuk
Kandungan (%)
N
P
K
Urea
Zwavelzure ammoniak (Za)
Triple Superfosfat (TSP)
Double Superfosfat (DS)
Zwavelzure Kali (ZK)
Kalium Chlorida (KCL)
N = 45,5
N = 20,5
P = 48-54
P = 36-40
K = 40-53
K = 49-53
Amafos (NP)
Sendawa chili (NK)
Metafosfat (PK)
Diamofas (NP)
Amosfoka I (MPK)
Dekaform (NPK)
Nitrofoska I NPK)
16
13
-
20
12
20
18
20
-
60
50
24
10
13
-
44
40
-
12
5
22
Sumber : Sri Hastuti S. (1998)) dengan modifikasi

Pupuk buatan memiliki perbedaan yang khas dengan pupuk alam. Disamping itu, pupuk buatan dan juga pupuk alam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Tabel 06. Perbedaan Pupuk Buatan dengan Pupuk Alam
PUPUK ALAM
PUPUK BUATAN
1.      Selain menambah unsure hara juga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia, biologi tanah.
2.      Kandungan unsure hara lebih kecil.
3.      Menambah bahan organic atau humus
4.      Mendorong kehidupan organism(jasad renik).
5.      Lebih lambat bereaksi.
1.      Hanya menambah unsure hara, tidak dapat memperbaiki sifat-sifat tanah.
2.      Kandungan unsure hara lebih besar.
3.      Tidak menambah bahan organic atau humus
4.      Tidak mendorong kehidupan organism.
5.      Lebih cepat bereaksi.

Tabel 07. Kebaikan dan Kelemahan Pupuk Buatan
KEBAIKAN
KELEMAHAN
1.      Lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang di perlukan tanaman.
2.      Unsure hara yang diberikan dalam bentuk cepat tersedia.
3.      Dapat diberikan pada saat yang lebih tepat.
4.      Pemakaian dan pengangkutannya lebih murah, karena kangdung unsure haranya tinggi.
1.      Bila tidak tepat (salah) perhitungan dan cara pemakaiannya dapat merusak ligkungan.
2.      Umumnya tidak (sedikit sekali) mengandung unsure hara mikro. Hanya mengandung unsure hara tertentu saja dalam konsistensi yang tinggi.
Catatan: untuk pupuk alam adalah kebalikannya
Pupuk alam
Pupuk alam adalah pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman dan hewan. Ada 3 jenis pupuk alam, yaitu:
·         Pupuk kandang, adalah campuran antara kotoran padat dan cair dari hewan ternak dan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar