Kamis, 26 Juli 2012

tugas kelompok muara


Pendahuluan

1.1  latar Belakang

Muara adalah wilayah badan air yang menjadi pertemuan antara satu atau lebih sungai pada wilayah pesisir dengan wilayah laut. Muara sangat terpengaruh oleh kondisi air daratan seperti aliran air tawar dan sedimen, serta air lautan seperti pasang-surut, gelombang, dan masuknya air asin. Sebagai hasilnya, muara mengandung banyak ceruk biologis dalam area kecil, dan begitu juga terkait dengan tingginya keanekaragaman hayati.
Muara-muara sungai biasanya terjadi pasang surut sungai (dalam bahasa ilmiah aestus), dan sering dicirikan oleh sedimentasi atau endapan lumpur dari darat yang terbawa air hujan. Kondisi air di muara terdiri dari air payau.
Sebagai ekosistem, banyak muara-muara sungai di bawah ancaman dari aktivitas manusia seperti polusi dan penangkapan ikan secara berlebihan. Karena kecocokan pemukiman manusia, muara biasanya menjadi titik berat tempat tinggal manusia, dari 32 kota terbesar di dunia, 22 diantaranya terletak di muara
1.2  Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas kami dapat rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Mengapa pemukiman manusia dapat mengancam ekositem muara.
1.3 Tujuan
Ada pun tujuan dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1.3.1        mengetahui apa penyebab pemukiman manusia dapat mengancam ekosistem muara

1.4 Manfaat secara praktis
Secara praktis makalah ini bermanfaat bagi penulis karya tulis selabjutnya dan dapat dijadikan sebagain literature.


BAB II
Pembahasan

2.1  Muara.
Muara merupakan tempat pertemuan antara air laut dengan air sungai dan merupakan bagian hilir dari sungai. Pada dasar perairan muara ini terjadi pengendapan karena hal ini terjadi pertemuan partikel pasir/lumpur yang dibawa oleh arus sungai bertemu dengan pasir yang berada di daerah sekitar pantai. Dengan demikian percampuran pasir tersebut menghasilkan pengendapan lumpur yang sangat berpengaruh pada perilaku kehidupan organisme muara. Selain itu salinitas yang terbentuk di muara merupakan campuran antara salinitas air sungai dengan salinitas laut (Hutabarat, 1985).

Ekosistem Muara biasa juga disebut dengan ekosistem estuari atau perairan estuari dimana, muara  merupakan percampuran air tawar dengan air laut.  Proses-proses alam yang terjadi di perairan muara, mengakibatkan muara sebagai habitat disejajarkan dengan ekosistem hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu karang yaitu sebagai ekosistem produktif alami.  Ekosistem estuari ini cenderung lebih produktif dibanding dengan ekosistem pembentuknya, yaitu perairan tawar dan perairan laut (Soeyasa ,2001).
Salinitas pada air muara sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada keadaan pasang air laut yang masuk ke muara sangat besar sekali sehingga salinitas air menjadi naik. Sedangkan pada waktu surut air laut yang masuk ke muara sangat sedikit sehingga indeks salinitas air muara sangat rendah. Selain itu musim juga berpengaruh terhadap indeks salinitas air muara (Karyadi, 1994).
Organisme konsumen di muara beraneka ragam dan jumlahnya besar. Zooplankton merupakan predator terbesar. Remis, udang-udangan dan ikan sering besar ukurannya. Jumlah organisme di muara dipengaruhi besar oleh indeks salinitas, hanya organisme tertentu yang dapat hidup di muara ini yaitu organisme yang mampu menyesuaikan organ tubuhnya dengan salinitas air muara (Karyadi, 1994).
            Muara merupakan suatu tempat yang cukup sulit untuk di tempati, bersifat cukup produktif yang dapat mendukung sejumlah besar biomassa. Secara umum muara hanya dapat dihuni oleh beberapa spesies saja. Menurut Soeyasa, (2001),  faktor-faktor yang dapat menyebabkan daerah ini mempunyai nilai produktivitas yang tinggi adalah :
Terdapat penambahan bahan-bahan organik secara terus-menerus yang berasal dari daerah aliran sungai,
Perairan muara umumnya dangkal, sehingga cukup menerima sinar matahari untuk menyokong kehidupan tumbuh-tumbuhan,
Tempat yang relatif kecil menerima aksi gelombang, akibatnya detritus dapat menumpuk di dalamnya,
Aksi pasang selalu mengaduk bahan-bahan organik yang berada di sekitar tumbuh-tumbuhan.
Daerah muara merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan jika dibandingkan jenis hewan lain. Daerah ini merupakan tempat untuk berpijah dan membesarkan anak-anaknya bagi beberapa spesies ikan (Hutabarat, 1985).

Sebagai ekosistem, banyak muara-muara sungai di bawah ancaman dari aktivitas manusia seperti polusi dan penangkapan ikan secara berlebihan. Karena kecocokan pemukiman manusia, muara biasanya menjadi titik berat tempat tinggal manusia, dari 32 kota terbesar di dunia, 22 diantaranya terletak di muara[1].



2.2 Sirkulasi Muara.
Muara adalah lingkungan laut yang pH, salinitas, dan kadar air bervariasi, tergantung pada hilir sungai yang bermuara dan salinitas laut (samudra dan lautan memiliki tingkat salinitas yang berbeda). Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya siklus pembentukan muara disebut dengan waktu pembilasan.[2]
  • Muara sirkulasi adalah muara pada umumnya; hal ini terjadi ketika air tawar atau air payau mengalir keluar di dekat permukaan, sementara air garam padat mengalir ke dalam di dekat bagian bawah.
  • Anti-Aliran muara adalah kebalikannya, di mana air mengalir keluar padat di dekat bagian bawah dan kurang padat ke dalam air yang beredar di permukaan.











BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada muara yang ada dipelabuhan buleleng, dapat kami simpulkan bahwa pemukiman manusia pada daerah sekitar muara sangat membahayakan ekosistem yang terdapat pada muara yang ada dipelabuhan buleleng.
Penangkapan ikan secara berlebihan yang ada didaerah muara serta masih kurangnya keperdulian masyarakat, yang masih membuang sampah seacara sembarangan.
.2 Saran

            Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat adanya kesalahan maupun kekurangan baik dalam penjelasan ataupun dalam penulisannya serta dalam mengambil bahan pustakaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membanggun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar